Kawah Wurung
Kawah Wurung adalah sebuah kawasan perbukitan yang memiliki hamparan padang rumput (savana) yang hijau dengan cerukan yang berbentuk seperti kawah gunung. Perbukitan tersebut dikelilingi sebuah lubang raksasa seperti kaldera.
Kawah Wurung berarti kawah yang tidak jadi atau bisa diartikan kawah yang telah mati. Kalau sebuah kawah umumnya terdapat air atau endapan belerang dengan buih-buihnya, maka di sini sepanjang mata memandang yang terlihat hanyalah perbukitan yang diselimuti rerumputan hijau diselingi dengan sedikit pepohonan di beberapa bagiannya.
Ada yang mengatakan pemandangan Kawah Kurung merupakan miniatur Gunung Bromo, ada pula yang mengingatkan padang savana di sana bak di New Zealand, landscape nya disebut-sebut juga bak di film televisi Teletubbies. Bentuk bukitnya yang indah dan kehijauan membuatnya dijuluki sebagai jamrudnya Bondowoso. Semua pujian sah-sah saja karena memang begitu adanya.
Secara administratif, letak geografis Kawah Wurung berada di Desa Jampit, Kecamatan Sempol, Bondowoso. Atau berada di sebelah barat Kawah Ijen. Namun pengelolaan Kawah Wurung yang memiliki luas sekitar 100 ha ini berada dibawah Perhutani KPH Bondowoso.
Untuk mencapai kawasan perbukitan yang berjuluk Highland Paradise ini, traveler bisa menggunakan mobil maupun sepeda motor. Medan jalan menuju lokasi Kawah Wurung memang belum beraspal semua, terutama memasuki kawasan Sempol akan melewati jalanan yang tidak begitu berat namun tantangannya terletak pada kondisi jalan yang bergelombang dan sempit.
Sebelum mencapai Kawah Wurung, Anda akan melewati jalan yang menanjak dan bergelombang sejauh sekitar 100 meter yang dinamakan Tanjakan Cinta. Ujung dari tanjakan ini adalah sebuah puncak bukit yang melingkar, yang disebut Bukit Cincin. Bukit cincin merupakan sebuah kubangan besar yang berbentuk seperti kaldera besar. Bukit ini terlihat seperti melingkari Kawah Wurung, mungkin karena itu dinamai seperti itu.
Setelah sampai di lokasi Kawah wurung traveler bisa memilih untuk memarkir kendaraan di kaki perbukitan untuk melakukan pendakian atau mengitari kaldera dengan jalur sempit yang hanya pas untuk satu mobil saja. Jika traveler menggunakan motor bisa langsung menuju ke atas kawah lewat jalur kiri.
Untuk mulai melakukan pendakian ke atas bukit, ikuti saja jalur setapak diantara ilalang rumput. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 15 menit Anda sudah bisa mencapai puncak bukit dengan jalur pendakian yang tidak terlalu terjal.
Dari atas bukit terlihat jelas hamparan luas rumput hijau bak permadani. Beberapa fauna seperti kijang dan sapi berkeliaran bebas di padang rumput ini. Jika pandangan diarahkan ke sekeliling, terlihat dikejauhan bibir kaldera Ijen berdampingan dengan puncak Merapi, sementara di sudut lain nampak Gunung Raung dengan kalderanya yang terjal. Yang pasti pecinta fotografi yang amatiran pun tidak akan habis-habisannya mengabadikan keindahannya.
Kawah Wurung tidak selalu tampil dengan pesona hijaunya. Ini hanya bisa disaksikan di musim hujan, sedangkan jika traveler datang pada saat musim panas, pemandangan padang savananya berubah menjadi merah muda merona sampai kekuningan. Namun pesonanya tetap tak pudar.
Banyak cara menikmati keindahan Kawah Wurung. Selain Traveler dapat menjelajahi perbukitan dengan berjalan kaki, ada cara lain yang bisa dilakukan, seperti bersepeda gunung, berolahraga ringan, atau mendirikan hammock menikmati suasana sekitar. Kawah Wurung juga menjadi salah satu lokasi pengambilan foto untuk pre-wedding yang menarik.
0 komentar:
Post a Comment